Rabu, 10 Desember 2014

TRIP : SEMAK DAUN ISLAND!

Cuaca Jakarta yang kemarau mendorong seluruh orang sebisa mungkin menghindari panas terik matahari. Suhu Jakarta di bulan Nopember 2014 mencapai 39-40° celcius. Panasnya Jakarta mengganggu psikologi sebagian masyarakat, mendadak mudah marah (emosional) + malas keluar kantor/rumah + mengganggu produktifitas, dll. Entah benar atau tidak, analisa mengenai korelasi tersebut bisa memberi kesan kalau kami : komunitas yang pintar.

Seperti percakapan pintar kami di Blackberry Massenger Group, yang berujung pada sebuah destinasi wisata di Kepulauan Seribu : Pulau Semak Daun. Seribu tanya datang berputar-putar di atas kepala : Bagaimana menjelaskan pada diri sendiri, di saat cuaca Jakarta yang sebegitu teriknya, kami bersepakat mendatangi wilayah yang seluruhnya adalah area panass yaitu Pantai! Percaya atau tidak, ini yang kami sebut dalam Prologue Arnacala Indonesia : Panggilan Semesta. Di titik ini, kami tidak berhasil menolak panggilan semesta, yang mana artinya kami belum berhasil melakukan tugas yang dibebankan oleh sang pemikir alam. Pulau Semak Daun pun tersenyum sumringah, menanti kedatangan kami.

Persiapan dilakukan sederhana, hanya menyerukan kepada adventurer yang berkenan untuk turut memenuhi panggilan ini. Schedule dibuat di tanggal 25-26 Oktober hari Sabtu & Minggu, ini diputuskan untuk menghindari hari kerja. Biaya sepenuhnya berada di kantong masing-masing, tidak dikoordinir oleh “si koordinator”. Di benak kami, terbayang Pulau yang menenangkan pikiran yang sehari-hari disibukkan pekerjaan & menenangkan hati yang sehari-hari diisi dengan kesedihan meratapi kesendirian. Benar saja, (sekali lagi) analisa dijawab realita. Mereka yang berangkat, (secara pornologis –istilah sendiri-) ialah mereka yang bermasalah secara porn dan secara biologis.

Satu : Bani Zulkarnain; Dua : Sendy Nikita; Tiga : Adriyan Septiansyah; Empat : Rajif Rudiatmo; Lima : Rubby Arlian; Enam : Julian Abdul Wazir; Ketujuh : Eko Budihartanto; dan pemain di atas pemain-pemain di atas yaitu Christian Januar…

Sabtu, 25 Oktober, kami yang semalam tidur di satu tempat di kos-an Ryan (1 kos 8 pria –pornologis-), bangun pukul 05.00 pagi. Satu jam lakukan persiapan, di pukul 06.00 kami berangkat menggunakan angkot hasil carter dari depan BTN Harmoni. Rasanya, angkot terasa sesak penuh, bukan oleh orang-orang tetapi oleh barang-barang. Perabotan yang kami bawa dikesankan seolah kami menanggung galau diusir oleh kekasih yang sebenarnya kami tidak punya. Tiba di Muara Angke, kami langsung gegas mencari kapal dengan tujuan Pulau Pramuka. Empat jam perjalanan dari Pukul 07.00 pagi







Putus sinyal, bersambungg ---menunggu cerita after perjalanan mereka dari Semak Daun Island---


Satu minggu kemudian..

Entah, harus senang, haru, atau bingung. Analisa pornologis para adventurer of island menjadi sebuah fakta historis perjalanan komunitas ini. Kami yang biasa berurusan dengan gunung (ketinggian) dibuat mabok laut. Keindahan panorama laut, kami coba nikmati dalam keadaan kontraksi senyum kecut menahan mual. Pukul 11 siang kami menepi Pulau Pramuka, melanjutkan pelayaran menjelajah laut Jakarta menggunakan Ojek Kapal ke Pulau Semak Daun. “Kapal mewah bergaya ojek” ini berkapasitas 15-20 orang.




Pulau Semak Daun menggoda kedatangan kami dengan terik mataharinya. Panasnya jam sebelas siang di daratan Jakarta sungguh tak seberapa panasnya jam sebelas siang di pulau tengah laut seperti ini. Polisi pantai yang kaya di film Baywatch begitu, periksa tas-tas pengunjung. Rombongan lain aman, tidak membawa barang bawaan yang mencurigakan. Tiba saatnya rombongan kami, dengan antri dan sabar satu per satu diperiksa oleh polisi pantai tersebut.




Pemeriksaan agak tersendat di chris…. (deg deg deg deg….). Kami yang sudah berada agak depan dari lokasi pemeriksaan harus sedikit mendekat kembali untuk mengetahui apa yang terjadi. Selidik punya selidik, chris kedapatan membawa TISSUE MAGIC! tissue gairah untuk aceng yang tahan lebih lama! O, em, jiiiiii…. (OMG), jantung berdebar bukan karena kami takut dikirim kembali ke Muara Angke, melainkan berdebar kencang karena KAMI TAKUT ORANG SALAH PAHAM DENGAN KAMI!

Analisa pornologis yang dibuat di hari Sabtu pagi, terbukti : kami, komunitas yang pintar!

Di blog ini, kami berdelapan (eh, bertujuh), ingin menegaskan “KAMI BUKAN GAY..” Jumlah wisatawan yang saat itu banyak gilaa sedang menunggu antrian diperiksa : pasang wajah bengong dan takut (khususnya laki-laki). Di atas kepala mereka muncul tulisan : “Delapan orang pria ke Pulau Semak Daun membawa Tissue Magic, ngapainnn?” Perempuan di dekat kami, nyeletuk : “Hah? ngapain bawa gituan, rombongannya kan semua cowo?!” jleb!


Saat di-interogasi, chris berkilah tissue magic tersebut diberikan seorang temannya. Trus, pertanyaannya : “ngapain disimpen chris chris? mau dipake buat apaan situ? ada emang lawannya?” disimpan untuk gaya-gayaan aja. (au ah elap)..

Kini, seluruh penduduk Pulau Semak Daun memperbincangkan kasus tersebut, menjauhi kami, tinggallah kami berdelapan (akibat ulah 1 orang, semua menanggung derita). Mengetahui hal tersebut, kami mendirikan tenda di lokasi yang agak minggir ke got yaitu dekat tepi pantai di bawah pepohonan. Satu galon untuk keperluan sampai hari minggu sudah kami pesan dan logistik kecil-kecilan yang kami bawa dari Jakarta, seluruhnya kami keluarkan dari tas.




Istirahat sejenak, lalu mendadak menggila sambil maen aer : berendam, lompat, tidur, berkubur di dalam pasir, renang, dan foto-foto menjadi keriangan tersendiri. Sementara, seluruh penduduk & pendatang Pulau Semak Daun terus memperhatikan kami.









Malamnya, kami bikin api unggun dari bambu-bambu yang engga kepake di Pulau. Sebenarnya sih, mau beli, cuma kehabisan. Plan kedua mau minta ama pendatang lain, udeh keburu kepikiran kejadian tissue magic tadi.. hufhh (chris chris..) Akhirnya kami kumpulin tuh bambu-bambu dan dengan sedikit usaha, api unggun pun menyala. Suasana penuh romantisme pun hadir, ditemani senandung nyanyian diiringi petikan gitar, membuat kami (delapan cowo) ini merasa semakin erat dan nyaman satu sama lain. Tidak terasa, kami tertidur, dan saat bangun : KAMI SALING BERPELUKAN ! Tidaaakkkkkkkk……………




Pulang, dijemput ojek kapal pukul 8 pagi. Di antara perjalanan Semak Daun ke Pramuka, kami disuguhkan spot snorkeling yang tanpa ragu kami langsung mencobanya. Air yang jernih dan banyak ikan di sekitaran spot menjadikan tempat ini menyenangkan. Benar-benar menyenangkan.






Puas snorkeling, kami lanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka untuk ganti kapal. Perjalanan pulang ini menjadi menegangkan karena ini (ternyata) nyata kami alami. Kapal yang kita naiki (di tengah laut nih), mendadak ada problem. Pikir kami saat itu, engga karuann.. Bayangin, di tengah laut, engga ada orang satu batang pun kelihatan dari kapal lain. Setelah sempat terombang-ambing, pertolongan datang beberapa jam kemudian, akhirnya kapal kita di-derek oleh kapal lain dan dibawa ke Pulau Onrust. Di sini, kami sempat makan dan foto unyu dulu..




Perjalanan dilanjutkan, tapi amsiong bukan ke Muara Angke, melainkan ke Pelabuhan Kaliadem. Kami memutuskan untuk naik di atap kapal, macem kampanye partai gitu deh.. Di atap rasanya deg deg ser, ombak yang hantem kapal kenceng-kenceng membuat kapal berguncang-guncang engga karuan. Wah, di tengah kepanikan menahan hantaman ombak, Eko dan Rajif main catur magnet coy (anjrit) di atap kapal. Kebayang kan, di tengah pressure dan ancaman atas keselamatan jiwa, mereka tetap harus berpikir.. Yang menang ? Gantung di tengah jalan tandingnye..

Sampai di Pelabuhan Kaliadem pukul 6 sore, kami naik angkot kembali ke Jakarta.
Terima kasih, semesta..


Budget :
  1. Charter angkot dari Harmoni Rp. 100.000,-
  2. Kapal tujuan Pulau Pramuka dari Muara Angke Rp. 40.000/org
  3. Ojek Kapal Tujuan Pulau Semak Daun dari Pulau Pramuka Rp. 350.000
  4. Registrasi Pulau Semak Daun Rp. 5.000/org
  5. Nenda Rp. 35.000


Schedule :

Sabtu, 25 Oktober 2014
  1. Pukul 06.00 – 07.00 : Perjalanan charter angkot dari Harmoni ke Muara Angke
  2. Pukul 07.00 – 11.00  : Berlayar dari Muara Angke ke Pulau Pramuka
  3. Pukul 11.00 – 13.00 : Berlayar dari Pulau Pramuka ke Pulau Semak Daun


Minggu, 26 Oktober 2014
  1. Pukul 08.00 – 12.30               : Berlayar dari Pulau Semak Daun + snorkeling + terombang ambing di kapal 1,5 jam + menepi di Pulau Onrust + lanjut ke Pulau Pramuka
  2. Pukul 13.30 – 17.50               : Berlayar menuju Pelabuhan Kaliadem

Tidak ada komentar:

Posting Komentar