Search di google : Goa Buniayu. Alasan kami menjelajah goa pada
kesempatan ini, satu : UNIK! Rasa penasaran kami semakin menjadi setelah Metro
TV menyiarkan eksplorasi alam Indonesia di Goa Buniayu. Lokasinya sendiri
terletak di Cipicung, Sukabumi, Jawa Barat. Sepertinya, tidak jauh kan dari
Jakarta, setidaknya dilihat dari peta. Kata Buniayu sendiri diambil dari bahasa
Sunda yaitu Buni dan Ayu yang memiliki arti “kecantikan yang tersembunyi"
Langkah pertama ialah menentukan tanggal : diputuskan (awalnya)
tanggal 21 s.d 23 Nopember 2014 hari Jumat s.d Minggu. Rencana awalnya ialah
berangkat Jumat malam menggunakan bus dari Terminal Kampung Rambutan, Jakarta
Timur. Setelah dapat tanggal, kami mencari contact person orang sono
(sebelumnya mikir : emang orang goa punya handphone?), telusur punya telusur,
kita dapet contact atas nama Pak Ucok (085846203768) (dicatat nih, penting,
mudah2an engga ganti nomor2 nih bapak)..
Halooo, Arnacala Indonesia disini, benar dengan Bapak Ucok?
Gayung pun bersambut. Kami bergerak lakukan sosialisasi
kecil-kecilan dari soft flyer di sosial media & blackberry messenger.
Beberapa hari kemudian, bukan lagi gayung, tapi bak mandi yang bersambut.
Peminat caving Goa Buniayu melebihi maksimal jumlah yang dibolehkan Pak Ucok.
Alhasil, kami terpaksa menunda keinginan sebagian orang yang belakangan
daftarnya. Enam belas orang (fix) akan berangkat ke Goa Buniayu, hohoo..
Setelah tarik ulur keberangkatan, ditambah kenaikan harga BBM,
kami ubah plan menjadi berangkat hari Sabtu menggunakan Kereta Api. Ceritanya,
titik kumpul (tikum) kami ada di stasiun Bogor pukul 11.00 WIB Sabtu, 22
Nopember 2014. Enam belas orang ini engga saling kenal nih, dari rumah
berangkat sendiri-sendiri deh ceritanya, naik apa dibebasin, yang penting sampe
di Stasiun Bogor jam sebelas.
Satu per satu mulai datang deh tuh di Stasiun Bogor. Romannya,
kereta menuju Sukabumi berangkat pukul 13.25 WIB dari Stasiun Bogor Paledang,
engga jauh, jalan kaki 100m. Spare waktu kita gunain untuk salat, makan, dan
kenalan satu sama lain. Kenalin deh nama-nama kami :
1. Era
2. Stephanie
3. Bayu
4. Lia
5. Erdy
6. Nita
7. Susan
8. Imran
9. Sendy
10. Eko
11. Ade
12. Ella
13. Rahma
14. May
15. Rico
Loh kok 15 orang? Satu orang lagi on the way dari Karawaci,
Tangerang. Berhubung jadwal kereta semakin dekat, diputuskan ditinggal sembari
terus menjaga komunikasi dengan Devi, her name.
Perjalanan kereta ke Sukabumi memakan waktu 2 jam melintasi
10 stasiun (termasuk Bogor Paledang & Sukabumi). Mayoritas rombongan
baru pertama nih naik kereta arah Sukabumi, engga disangka, pemandangannya
bagus-bagus. Namanya trip, heboh degh di kereta, tongsis mana tongsis..
Di Sukabumi, rombongan disambut hujan gerimis. Perasaan mulai
was-was karena kalau hujan, engga boleh susur goa, said Pak Ucok. Dari sini,
kita charter angkot 2 biji, dan jalanannya aduh pusing, turun naik belok belok
gitohh, mual deh si Bayu (eh, bener kan si Bayu? –dipertegas–).. Dua jam
perjalanan, kami pun sampai di Gerbang Selamat Datang di Goa Buniayu. Dari
sini, kita mesti jalan jauh ke dalam sejauh 1000m. Udah turun dari angkot terus
foto-foto, dasar rejeki anak soleh/solehah, abang angkotnya mau nganterin kita
ampe dalam. (Track-nya yang licin dan penuh bebatuan, rata-rata sopir pada
engga mau ke dalam, mobilnya engga kuat). Nah, kami charter angkot lewat
bantuan Pak Ucok. Beliau deh yang bantuin mesen angkot untuk antar jemput kami.
Dalam perjalanan, kita minta nomor HPnya salah satu sopir, namanya Bang Deni
085864103096.
Pukul 18.00 touch down deh, saung berukuran besar sudah menunggu
untuk ditiduri. Suasananya adem khas Jawa Barat, apalagi habis hujan, bawaannya
geletak aja. Rupanya, ada 3 saung berukuran sedang/besar dengan kapasitas
berbeda. Saung yang kami tempati berukuran paling besar, mungkin kapasitasnya
sampai 30 orang. Dua saung lainnya bisa menampung 10-15 orang. Dan, banyak
saung seukuran kamar untuk 2 atau 3 orang. Kamar mandinya pun lumayan, untuk
yang ingin mandi dan buang air kecil/besar mah aman. Ada enam kamar mandi di
sekitar saung-saung besar. Sebenarnya, ada kamar mandi lain di sekitar saung-saung
kecil, tapi kami engga tahu apakah bisa digunakan, karena saung-saung kecil pun
kebetulan tidak ada yang menempati saat kami datang. Dua saung berukuran sedang
saat itu ditempati wisatawan luar negeri dari korea dan satu lainnya wisatawan
lokal seperti kami. Kalau kalian mau nenda, dimungkinkan juga, ada banyak lahan
kosong dan datar untuk nenda.
Makan malam
sudah siap. Kami bergegas dari saung menuju rumah makan (cie elah.. apa ya
sebutannya? tempat makan kali yaah..) Tak tersisa barang satu helai daging ayam
sekalipun, kami lahap santap. Nah, kita bisa pesan menu makanan dari jauh-jauh
hari sama Pak Ucok. Maklum, pasar jauh dari situu.. Jadi, engga usah mikirin
makan dimana.
Oh iya, komunikasi kita dengan Devi masih terjalin. Rupanya dia
engga balik kanan grak. Sampe di bogor, ia beli tiket kereta ke Sukabumi,
untungnya masih ada bangku kosong.
Sehabis makan, petualangan Goa Horizontal/minat umum Buniayu
dimulai. Siapin dah senter, paling enak ya pake headlamp. Pada telusur goa
horizontal ini, kita akan masuk ke dalam goa sedalam sekitar 500m, tidak perlu
mempersiapkan persiapan khusus, boleh bawa minuman. Kita kudu turun (tenang,
ada pijakannya kok) masuk ke dalam goa nih, mana udah malam gituuh. Pak Ucok
langsung bertindak sebagai pemandu perjalanan. Doi paling depan dah, ganteng
lagi pake helm ada apinya gitooh. Selanjutnya, kalau bisa bergantian urutannya
: laki perempuan laki perempuan, soalnya agak licin. Selama perjalanan,
dijelaskan sama Pak Ucok apa itu stalagtit, apa itu stalagmit,
binatang-binatang yang hidup di dalam goa, kapan ditemukannya, dan ornament goa
lainnya. Di ujung goa, kita sempat disuruh membentuk lingkaran, terus matiin
semua lampu deh. Busyeeett, gelap abisss. Ini yang dinamakan gelap abadi, kita
disuruh naro telunjuk depan mata persis, suerr engga kelihataann barang sekuku
pisan. Pak Ucok mengingatkan kita kalau kita itu kecil di hadapan Tuhan.
(makasih pak)..
Di dalam goa ini, kami juga sempat menjumpai beberapa kelelawar
yang bergantungan di langit-langit goa juga beberapa ikan dan serangga. Suasana
di dalam goa ini tidak panas lho meskipun kita berada di kedalaman 50 meter di
bawah tanah. Kami terkagum-kagum dengan luasnya ruangan di dalam goa ini .
Perjalanan keluar masuk Goa Horizontal/minat umum ini pun makan
waktu 1,5 jam. Sebenarnya engga lama sih, yang lama poto-potonya :
Pukul 21.00 kami selesai menyusuri Goa Horizontal/minat umum.
Salat isya bentaran, makan cemilan bentaran, ngopi ngeteh bentaran, terus tidur
deh. Eh, kalo yang cowo main monopoli (anjir) ampe jam 12 malam. Rico yang
keluar jadi pemenangnye setelah duel ketat lawan Eko. Lo tau kan harga tanah
dan bangunan di Afrika paling mahal, itu asetnya Rico, pemain yang mampir ke
tanahnya dia, udeh pasti amsiong!
Komunikasi dengan Devi tetap dijalin dengan sinyal yang maju
mundur cantik. Sampe sukabumi pukul 20.30 WIB, ia naik angkot umum dulu ke
terminal Jubleg, dilanjut naik ojek ke Goa Buniayu. Alhamdulillah tuh tukang
ojek baik, padahal sepanjang jalan setelah terminal Jubleg, penerangan jalan
kurang. Devi pun harus merogoh kocek Rp. 60.000.. Akhirnya, pukul 22.00 ia
bergabung bersama rombongan lain yang sebagian sudah tertidur pulas.
Kami bangun pagi pukul 05.00 untuk shalat dan beres-beres barang
karena akan kami tinggal beberapa jam ke depan. Diingatkan keras sih, untuk
buang air terlebih dahulu sepuas-puasnya karena di dalam goa akan menjadi
perjalanan panjang. Pukul 06.00, kami sarapan dan selesai sarapan, persiapan
caving minat khusus/goa vertical. Tak ada salahnya, kalian melakukan pemanasan
terlebih dahulu sebelum menyusuri goa ini. Kami diharuskan memakai peralatan
khusus : wearpack (mirip bajunya naruto), helm, dan sepatu boot. Peralatan ini
disediakan sama orang sono. Untuk keperluan dokumentasi, boleh membawa kamera,
sangat disarankan membawa dry bag untuk keselamatan kamera anda. Dan, jangan
lupa bawa minum. Oke, tim melakukan doa dan tos bersama terlebih dahulu.
Masuk ke dalam goa, kami harus rappeling melewati dinding goa
yang curam setinggi 18 meter. Yang engga pernah atau takut, pasti teriak atau
minimal pasang muka engga santai.
Kami dipandu oleh dua bapak-bapak. Ceritanya lucu nih
(seenggaknya disono kita ketawa ngakak), Sendy rappeling turun
urutan kedua terakhir. Begitu turun, die nepok bapak-bapak pemandu yang die
sangka si Eko. Sekarang, kita bayangin aje ye, nih bapak lagi asik duduk
ngawasin orang turun. Begitu sendy turun, si sendy sok kenal banget, nepok
pundak bapaknya kenceng beneeerr, sambil ngomong : “Ko, kemaneee ajee?
(bapak-bapak itu bengong).. Ko (sambil nepok pundak bapaknye), sombong
benerrrrr, kemane ajee..” Ada kali lima detik, sendy dan bapak itu diem. Sendy
pinter nih, die deketin muka bapaknya dari jarak deket daaaaannnnnn KAGET :
ternyata yang die tepok bukan Eko, kumisaan coyy.. Otomatis, satu goa ketawa..
Baiknya, bapak itu langsung bilang engga apa-apa sementara Sendy lemes
telentang di atas tanah, menertawakan diri sendiri.. Gaibnya, nama bapak itu
ternyata beneran Eko, #ngakakkkk….
Perjalanan panjang pun dimulai. Ada beberapa titik yang menguji
kebersamaan kita. Semakin ke dalam, kita harus susur goa dengan air di kaki,
engga sampe sedengkul sih. Penerangan yang jelas harus benar-benar terang,
jangan sampe nyusahin rombongan, karena ada dimana kita harus loncat, pegangan,
manjat, dan merayap, dimana di sisi kanan/kiri ada lubang. Sekalinya jatuh,
engga kebayang deh..
Titik yang sulit, saat kita harus turun dengan cara nempelin
pantat di dinding goa dibantu sama pemandu yang sudah stay di bawah. Byurr, air
sedikit deras membasahi seluruh badan deh.. Engga jauh dari titik itu, ada yang
lebih sulit lagi, yakni track penuh lumpur. Sepatu boot kita ampe engga bisa
diangkat dari lumpur. Kita kudu lepas boot dan tenteng tuh boot, sementara kita
harus nanjak. Rasanya berat bener. Nah, disini si Erdy kelilipan lumpur nih,
katanya pedes banget, untung masih ada sisa air, buat ngucek mata pake baju
dalaman. Nah, ada track dimana kita harus naik tangga kayu. Itu tangga hasil
pijakan dan pegangan lumpur jadinye licin bener. Kita harus pegangan yang kuat
deh, karena pijakan kaki kita geser ke kiri mulu karena saking licinnya.
Keluarnya beda dengan mulut goa pas masuk. Perjalanan selama 4
jam meluluhlantahkan muka dan badan. Semuanya penuh lumpur. Tapi, menyenangkan,
sangat menyenangkan.
Keluar, kami disambut mobil bak yang membawa kami ke Curug
Bibijilan, tempat wisata lain selain Goa. Bersih-bersih badan, wearpack, dan
sepatu boot. Tak lama, hanya setengah jam, kami kembali ke Saung. Bergegas,
kami mandi –ada yang makan dan ada yang mandi-. Selesai makan, kami sempatkan
briefing sebentar, menunggu hujan deras yang mengguyur, lalu kami dikabarkan
angkot yang akan membawa kami ke Sukabumi telah datang, kami langsung pamit
pulang.
Sampai di stasiun, masih ada spare 30 menit untuk duduk santai, saling kirim foto (maklum sinyal agak-agak di goa dan sekitarnya). Pukul 15.45, kami berangkat menuju Bogor Paledang, sampe disono pukul 17.50 WIB.
Di stasiun Bogor, kami doa bersama dan mengucap perpisahan (hiks..) karena masing-masing akan turun di stasiun yang berbeda. Selesai sudah perjalanan ini, melalui Grup WhatsApp seluruhnya melaporkan tiba di rumah dengan selamat.
Di commuter line, eh bujugg Bu Era selaku komandan malah tongsis
dilihatin orang-orang deh tuh, ampe kameranya jatoohhh.. (oopss..)
Informasi yang sekiranya akan bermanfaat nih buat teman-teman :
1). Wajib booking alias konfirmasi dulu, mengapa?
Karena keterbatasan uniform a.k.a
seragam yang akan kalian gunakan pada saat
susur goa vertical. Satu hari dibatasin 50 orang, itu berarti seragamnya cuma
ada 50 stel.
susur goa vertical. Satu hari dibatasin 50 orang, itu berarti seragamnya cuma
ada 50 stel.
2). Bisa nenda juga sih, tapi di sana disediain saung.
3). Engga usah khawatirkan soal makanan. Disana bisa menyediakan makanan, asal
konfirmasi dulu. Menunya pun bisa di-request, tergantung budget. Kalo engga
konfirmasi, puasa deh situ.
3). Engga usah khawatirkan soal makanan. Disana bisa menyediakan makanan, asal
konfirmasi dulu. Menunya pun bisa di-request, tergantung budget. Kalo engga
konfirmasi, puasa deh situ.
Kalo
cemilan, kudu bawa buat iseng nih mulut.
4). Persiapan
: cukup pakai sandal (disaranin sandal gunung), bawa pakaian
secukupnya; di saung disediain kasur, bantal, dan selimut; headlamp wajib
(senter agak ribet), sapu tangan (untuk yang lagi pilek), dry bag (handphone,
kamera, dll).
secukupnya; di saung disediain kasur, bantal, dan selimut; headlamp wajib
(senter agak ribet), sapu tangan (untuk yang lagi pilek), dry bag (handphone,
kamera, dll).
5). Disaranin
sih naik kereta ajalah yang enak. Segerbong rame-rame kan lebih asik
gimana gituuh. Contact person lengkap udeh kita kasih, tinggal atur schedule
buruan. Engga perlu cuti segala dari hari kerja, trip sabtu minggu kaya kita
bolehlah dicoba..
6). Budget :
gimana gituuh. Contact person lengkap udeh kita kasih, tinggal atur schedule
buruan. Engga perlu cuti segala dari hari kerja, trip sabtu minggu kaya kita
bolehlah dicoba..
6). Budget :
a. Tiket
kereta api PP (St. Bogor Paledang – St. Sukabumi) Rp. 40.000,-
b. Carter
angkot PP (St. Sukabumi – Goa Buniayu) Rp. 450.000,-
c. Makan Rp.
20.000 per porsi (tergantung pesanan). Harga per porsi ini harga
minimal, kalau berminat menu yang lebih enak, ya harganya lebih mahal;
minimal, kalau berminat menu yang lebih enak, ya harganya lebih mahal;
d. Tiket
masuk (retribusi) Goa Minat Umum/horizontal Rp 15.000,-
e. Tiket
masuk (retribusi) Goa Minat Khusus/vertical Rp. 95.000,-
(include Curug Bibijilan);
(include Curug Bibijilan);
f. Saung
kapasitas 30 orang Rp. 400.000,-/malam.
Saung yang kapasitas 15-20 orang (maaf kite engga nanya)
Saung yang kapasitas 2-3 orang Rp. 150.000,-/malam
Nenda Rp. 10.000/org
g. Jemputan
mobil bak keluar Goa Minat Khusus/Vertikal
ke Goa Bibijilan Rp. 150.000/mobil
ke Goa Bibijilan Rp. 150.000/mobil
h. Tips
: Rp. 300.000,-
Kami ringkas deh perjalanan waktu
biar gampang jadiin acuan schedulenya untuk teman-teman yang ingin ke Goa
Buniayu :
Sabtu, 22
Nopember 2014
Pukul 11.00
– 12.00 : Kumpul di Stasiun Bogor
Pukul 12.05
– 13.00 : Ishoma (+perkenalan)
Pukul 13.05
– 13.15 : Jalan kaki ke Stasiun Bogor Paledang
Pukul 13.25
– 15.30 : Berangkat menuju St. Sukabumi
Pukul 15.35
– 16.15 : Salat ashar di Stasiun
Pukul 16.20
– 17.35 : Naik angkot charteran ke Goa Buniayu
Pukul 17.40
– 19.35 : Tiba di Buniayu, makan, & persiapan
caving Goa
Minat Umum/Horizontal
Pukul 19.40
– 21.05 : Caving Goa Minat Umum/Horizontal
Pukul 21.10
– 05.00 : Tidur (bebas dah)
Minggu, 23
Nopember 2014
Pukul 05.00
– 06.00 : Bangun, salat,
Pukul 06.05
– 06.55 : Sarapan + persiapan Goa Vertikal/Minat Khusus
Pukul 06.55
– 11.00 : Caving Goa Vertikal/Minat Khusus
Pukul 11.20
– 12.00 : Maen aer di Curug Bibijilan
Pukul 12.30
– 13.30 : Makan siang + beres-beres
Pukul 13.35
– 15.10 : Perjalanan ke Stasiun Sukabumi
Pukul 15.45
– 17.50 : Sampe dah di Stasiun Bogor Paledang
Seenggaknya itu budget dan schedule yang kita keluarin dan
jalanin selama perjalanan. Alhamdulillah cukup dan lancar.. Sebenarnya kalo
engga mau ribet ada paket caving Goa Buniayu tuh, dijamin selancar jalan tol
dah, tapi kita engga tau berapa-berapanya, silahkan di-contact aja..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar